Dosis Harian Vitamin D3 Dalam Darah
Sering mendengar tentang pentingnya mengkonsumsi vitamin D3 untuk menjaga imun selama pandemi? Dari sekian banyak pro – kontra perlu tidaknya kita mengkonsumsi, dosis yang ‘aman’ untuk diminum, serta lain sebagainya, ada penjelasan terkini yang menarik kita simak.

Menyadur dari paparan dr.Henry Suhendra (RS. Siloam Kebon Jeruk) dalam podcast beliau, dijelaskan ada beberapa guidelines untuk dosis harian vitamin D3. NIH (National Institute of Health) cukup 20 ng/ml. Arahan ini dikeluarkan tahun 1980-an dan hingga saat ini belum mengalami pembaharuan. Versi kedua dari Vitamin D Council USA & UK, untuk kasus defisiensi dianjurkan dosis dimulai dari 5000 IU/ hari atau 40 – 80 ng/ml. Menariknya, rujukan yang lain dari seorang kepala NIAID (National Institute of Allergy & Infectious Diseases), yaitu dr. Anthony Fauci, mengemukakan bahwa kita tidak hanya cukup mengonsumsi vitamin D3, tetapi kita harus mendapatkan asupan yang baik/normal high yaitu di angka 80 – 100 ng/ml. Bahkan dr. Anthony Fauci sendiri mengonsumsi 6000 IU vitamin D3 sebagai dosis harian.
Berangkat dari rujukkan tersebut, dr. Henry Suhendra SpoT yang juga merupakan Ketua dari Faith Orthopaedic Group dalam salah satu podcastnya menyebutkan bahwa untuk menentukan dosis yang tepat, memang harus dengan pengecekan kadar vitamin D3 dalam darah. Tanpa hasil pemeriksaan darah, tidak dapat diketahui apakah seseorang sudah mempunyai cukup vitamin D3 dalam tubuhnya. Menurut beliau, masyarakat kita secara umum masih memiliki kadar D3 dibawah rata-rata, sehingga starting dose 5000 IU masih tergolong aman.